TEMPO.CO , Burlington - Ilmuwan dari Universitas Vermont merilis temuan menarik bahwa
pengguna Twitter justru merasa kurang bahagia. Rumusan tersebut diambil dari miliaran tweet selama tiga tahun, dalam kurun waktu 2008-2011. Hasilnya, kebahagiaan justru turun perlahan di linimasa.
Bagaimana mengukurnya? Para ilmuwan menganalisa lebih dari empat miliar kata yang diposting sekitar 63 juta pengguna Twitter di seluruh dunia. Mereka mengkategorikan lebih dari 46 miliar kata yang berhubungan dengan emosi. Para sukarelawan diminta untuk membaca kata-kata di tweet menggunakan skala satu, yaitu tersedih, hingga sembilan yaitu paling bahagia.
Contohnya adalah kata "laughter" atau tertawa, nilainya 8.5, "food" bernilai 7.44, "greed" ada di angka 3.06, dan "terrorist" di posisi 1.30. Semua hasil kajian sudah dipublikasikan secara daring di jurnal PLoS ONE.
Hal yang paling menyebabkan penurunan kebahagiaan tercermin dari tweet yang berkaitan dengan kabar buruk. Tentu saja, berita tak menyenangkan yang membuat kesedihan, misalnya kebangkrutan ekonomi pada 2008, serangan flu burung pada 2009, kematian Michael Jackson, dan kematian Patrick Swayze.
Tapi, ada pula temuan menarik bahwa peristiwa budaya juga bisa menyebabkan kemuraman di lini masa. Contohnya kekalahan Jerman di Piala Dunia 2010. Kematian Osama bin laden tahun 2011, justru menunjukkan kesedihan tertinggi di Twitter.
Tren sedih ternyata tidak tahunan. Pada akhir tahun kegembiraan justru meningkat. Tapi memasuki awal tahun baru pada 2009, 2010, dan 2011, kebahagiaan justru turun lagi. Untuk urusan harian, Sabtu menjadi hari paling membahagiakan di jejaring 140 karakter ini. Selain itu, Jumat dan Ahad. Dan tak aneh, Senin dan Selasa menjadi hari tersedih tiap pekan.
Pada periode waktu yang lebih kecil lagi, yaitu jam, pengguna Twitter justru paling bahagia pada pagi hari. Pukul 05.00-06.00 menjadi saat paling banyak kata-kata positif keluar. Menjelang senja, kebahagiaan menurun hingga puncaknya pada pukul 22.00-23.00 WIB.
Bahkan kata-kata makian dalam Twitter mempunyai siklus waktu tersendiri. Pada pukul 01.00 adalah puncak makian di jejaring berikon burung biru ini. Makian kemudian tenggelam seiring terbitnya matahari pada pukul 05.00-06.00.
"Pola ini menunjukkan tahapan rata-rata, perubahan pola pikir harian manusia," tulis Peter Dodds, peneliti sekaligus Profesor di Kampus Ilmu Matematika dan Rekayasa Universitas Vermont, Burlington.
Nah, bagaimana dengan tweet Anda?
sumber: http://id.berita.yahoo.com/pengguna-twitter-semakin-kurang-bahagia-032142324.html