Abu Abdillah al-Qalanisi dalam sebuah perjalanannya dengan mengendarai perahu. Tiba-tiba angin kencang menggoncangkan perahu yang ditumpanginya. Seluruh penumpang berdoa dengan khusyu' demi keselamatan mereka dan mengucapkan sebuah Nadzar.
"Aku ini orang yang tidak perduli dengan dunia, aku tidak perlu bernadzar."
Tetapi mereka memaksaku. Lalu aku bersumpah, "Demi Allah, sekiranya Allah menyelamatkanku dari musibah yang menimpaku maka aku tidak akan makan daginggajah."
Mereka bertanya, "Apakah boleh bernadzar seperti itu? Apakah ada orang yang mau makan daging gajah?" Aku menjawab, "Itulah pilihanku, semoga Allah memberi ganjaran atas lisanku yang mengucapkan kata-kata itu."
Benar, tidak lama kemudian kapal itu pecah. Para penumpang terdampar di sebuah pantai. Berhari-hari kami berada di pantai tersebut tanpa makan sesuatu pun. Ketika kami sedang duduk-duduk beristirahat, ada anak gajah lewat di depan kami. Mereka menangkap anak gajah tersebut, menyembelih lalu memakannya. Mereka menawariku makan seperti mereka. Aku menjawab "Aku telah bernadzar dan bersumpah kepada Allah untuk tidak makan daging gajah."
Mereka mengajukan alasan, bahwa aku dalam keadaan terpaksa, sehingga diperbolehkan untuk membatalkannya. Aku menolak alasan mereka, aku tetap memenuhi sumpahku. Setelah makan, mereka merasa kenyang lalu tidur.
Pada saat mereka tidur, induk gajah datang mencari anak-nya, ia berjalan mengikuti jejak anaknya sambil mengendus-endus. Hingga akhirnya ia menemukan potongan anaknya.
Induk gajah itupun sampai di tempat istirahat kami, aku memperhatikannya. seorang demi seorang dia ciumi, setiap kali ia mencium bau daging anaknya pada orang itu, maka orang itu diinjak dengan kaki/tangannya sampai mati. Kini mereka semua telah mati.
Tiba saatnya induk gajah mendekatiku, ia menciumku, tapi tidak mendapatkan bau daging anaknya pada diriku. Lalu ia menggerakkan tubuh bagian belakangnya, ia memberi isyarat, kemudian mengangkat ekor dan kakinya.
Dari gerakan tubuh gajah itu aku mengerti bahwa ia menghendaki agar aku menunggangi nya. Lalu aku naik, duduk diatasnya. Ia memberi isyarat agar aku duduk dengan tenang diatas punggungnya yang empuk.Ia membawaku berlari kencang sehingga malam itu juga aku tiba di sebuah perkebunan yang banyak pepohonan. Ia memberi isyarat agar aku turun dengan bantuan kakinya, maka akupun turun. Kemudian ia berlari lebih kencang daripada saat ia membawaku tadi.
Dipagi hari, aku menyaksikan di sekelilingku hamparan sawah, perkebunan, dan sekelompok orang. Orang-orang tersebut membawaku ke rumah kepala suku. juru bicara suku itu memintaku berbicara. Kemudian aku ceritakan tentang diriku dan kejadian yang dialami sekelompok orang dan rombongan dalam perahuku.
Juru bicara itu bertanya kepadaku, "tahukah kamu berapa jauh jarak perjalanan-mu dengan seekor gajah itu?" Aku jawab, "Tidak tahu!" Dia menjawab, "Sejauh perjalanan selama 8 hari! sementara gajah itu membawamu lari hanya dalam 1 malam."
Selanjutnya aku diperkenankan tinggal bersama mereka di desa tersebut, sehingga aku mendapat perkerjaan. Setelah itu aku pulang ke kampungku.
sumber : www.kalamullah3003.blogspot.com/