TEMPO Interaktif, Sydney - Kota Vancouver di Kanada masih menduduki posisi teratas sebagai tempat yang paling nyaman untuk ditinggali. Kota lainnya yang menempati urutan kedua dan ketiga adalah Melbourne (Australia) serta Vienna (Austria).
Peringkat ini tidak berubah sejak 2007. Kota lainnya yang baru masuk 10 besar kota ternyaman adalah Auckland (Selandia Baru).
Dalam survei tahunan yang dilakukan majalah The Economist, rating Vancouver untuk menyediakan fasilitas kepada penduduknya adalah 98 persen. Selain aman, kota-kota ini dilengkapi perawatan kesehatan, budaya dan lingkungan, serta pendidikan dan infrastruktur.
"Kota yang tidak terlalu besar di negara maju, dengan jumlah penduduk lebih sedikit, mendapat skor yang lebih tinggi," kata Jon Copestake, editor The Economist. Kota kecil ini dilengkapi layanan infrastruktur yang bagus, tingkat kejahatan yang rendah, tanpa macet, dan lebih berbudaya.
Kota-kota di Amerika Serikat tak tercatat dalam 20 besar. Dalam survei tersebut, Pittsburgh menempati urutan teratas dibanding kota lainnya di Negeri Abang Sam itu. Namun peringkatnya hanya bertengger di posisi ke-29. Sedangkan Los Angeles berada pada urutan ke-44 dan New York pada peringkat ke-56. London naik peringkat, berada di posisi ke-53, sedangkan Paris bertengger pada peringkat ke-16.
Untuk Asia, kota ternyaman adalah Osaka di Jepang yang menduduki peringkat ke-12. Tokyo berada di posisi ke-18. Hong Kong dan Beijing masing-masing berada di posisi ke-31 dan 72.
Survei ini juga menyebutkan kota yang paling tak nyaman untuk ditempati. Harare, ibu kota Zimbabwe, menempati urutan terbawah dengan rating 37,5 persen. Meski demikian, kota ini menggeser Dhaka, ibu kota Bangladesh yang sebelumnya menempati posisi ini.
Economist Intelligence Unit melakukan survei berdasarkan 30 faktor, antara lain kesehatan, budaya, lingkungan, pendidikan, dan keamanan pribadi